Menakar Janji Politik Caleg - Petrus Heri Sutopo

Breaking

Featured


Minggu, 18 Maret 2018

Menakar Janji Politik Caleg

SINTANG - "Kalau mau Pemilu, entah Pilkada, Pileg atau Pilpres, saya paling benci dengan 2 orang ini yakni ASONG dan ASBUN. Asong itu asal omong dan asbun itu asal bunyi. Orang yang seperti ini yang tak pantas untuk dipilih. Penipu...," kata Fahri, seorang penjual air tebu yang saya jumpai kemarin sore, Sabtu (17/3).

Prihatin juga saya mendengar ucapan bung Fahri ini. Tapi apa mau dikata, lah...memang faktanya begitu. Untuk saya yang baru mau tampil di perhelatan pesta demokrasi, ucapan bung Fahri tadi akan menjadi tolok ukur bagaimana saya semestinya harus berbuat

Pemilu itu memang bagai memilih kucing dalam karung dan memilih yang terbaik dari orang-orang yang tentunya mempunyai kelemahan masing-masing (Superman pun lemah terhadap Kryptonite!). Tahun 2018 hingga 2019 Indonesia adalah tahun politik. Tahun 2018, sebagian besar wilayah di Indonesia akan menggelar pilkada serentak 27 Juni 2018. Sedangkan Pileg dan Pilpres tanggal 17 April 2019.

Menjelang dilaksanakan nya Pemilihan Umum, khususnya Legislatif, bangsa ini kembali akan diramaikan dengan banyak nya para Calon Legislatif yang mengumbar janji terkait pencalonan diri nya masing-masing. Pemilihan Umum Legislatif (DPR, DPRD dan DPD) dan Pemilihan Presiden telah ditetapkan Hari Pencoblosan nya tanggal 17 April 2019. Ke dua momen ini sangat penting, karena melalui proses inilah, nasib dan kehidupan bangsa Indonesia akan ditentukan.

Tampil nya 15 Partai Politik dan 4 partai lokal di NAD sebagai peserta Pemilu Legislatif 2019, tentu saja bakal membuat semakin marak "hajatan demokrasi" yang di gelar setiap 5 tahunan itu. Setiap Partai Politik, pasti akan memasang Caleg terbaik nya. Para "pemilik" partai, tentu telah menugaskan tim nya masing-masing agar pada waktu nya nanti, diperoleh raihan suara yang maksimal. Bayangkan, kalau setiap partai menargetkan raihan suara di atas 100 kursi di DPR misalnya, maka jumlah anggota DPR menjadi 1200 orang, padahal kursi yang tersedia hanya 560 kursi. Suasana ini, jelas akan menuntut persaingan yang sangat ketat. Hanya Caleg yang berkenan di hati rakyat lah yang bakal berkantor di Senayan.

Upaya merebut nurani rakyat, bukanlah hal yang cukup gampang untuk diraih dalam suasana politik kekinian. Seiring dengan semakin meningkat nya kesadaran politik rakyat untuk mengarungi alam demokrasi, tentu saja menuntut kepada para Caleg untuk semakin cerdas dalam menyampaikan janji-janji politik nya. Rakyat sudah tidak bisa lagi dinina-bobokan oleh janji-janji gombal yang tidak realistik. Sekarang bukan masa nya lagi kita disuguhi oleh janji-janji yang mengecat langit, namun rakyat butuh program-program yang langsung menyentuh kehidupan. Itulah sebab nya, apa yang akan disampaikan para Caleg, sebaik nya mengacu pada hal-hal yang real atau berdasarkan fakta kehidupan yang sesungguh nya.

Sejati nya janji politik adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan politik, dimana selama ini hampir tidak berjalan sebagaimana mesti nya. Oleh karena itu, dalam rangka "menebus" kekurangan Partai Politik dalam mencerdaskan politik rakyat, kehadiran para Caleg, diharapkan mampu memberi "pencerahan" politik bagi masyarakat. Para Caleg diminta untuk bicara hal-hal yang sifat nya nyata. Rakyat sudah bosan mendengar janji-janji yang sifat nya mengelabui masyarakat. Fakta menunjukkan, keterpikatan rakyat terhadap seorang Caleg, umum nya akan sangat ditentukan oleh karakter pribadi nya sendiri, bukan oleh janji-janji palsu nya.

Tampil nya Caleg yang berasal dari kalangan selebritis, tentu akan semakin membuat marak pesta demokrasi yang beberapa saat lagi kita jelang. Hanya penting dicatat, seirama dengan semakin meningkat nya pemahaman politik rakyat terhadap demokrasi, kehadiran para selebritis dalam Pemilihan Umum Legislatif, tidak serta merta akan menghipnotis rakyat untuk mencoblos nya. Rakyat sendiri semakin paham, sosok mana yang paling pas untuk dijadikan Wakil-Wakil nya di Parlemen. Kalau saja sampai salah pilih, rasa nya rakyat juga tahu apa itu yang disebut dengan "bencana politik". Atas dasar hal yang demikian, para selebritis sudah harus siap-siap menghadapi resiko terburuk dari proses demokrasi yang dilakoni nya.

Caleg yang akan ikut berlaga dalam Pileg, tidak seharus nya mengobral janji. Berikan informasi dan pemikiran yang sesuai dengan fakta kehidupan. Hal ini penting dicatat, karena yang nama nya janji politik, bukanlah sebuah ajang untuk membohongi rakyat demi merebut sumpati di hari pencoblosan, tapi yang lebih esensial lagi adalah sampai sejauh mana seorang Caleg mampu memberikan wejangan yang berbasis pada pendidikan politik. Ke arah sanalah sebaik nya cara pandang kita ditujukan. 

(Petrus Heri Sutopo : Bakal Calon Anggota DPRD Sintang Pemilu tahun 2019, Daerah Pemilihan Sintang 1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar